Saturday, August 20, 2022

Percobaan Media Terhadap Kunyit Hitam (Curcuma caesia)

 

BAB I

PENDAHULUAN

      1.1.      Latar belakang

Indonesia merupakan yang terkenal akan kesuburan tanahnya, sehingga kaya akan berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh. Selain dari tanaman pangan banyak sekali jenis-jenis tanaman baik hortikultura, tanaman rempah-rempah, tanaman hias, dan juga tanaman obat-obatan. Dalam hal ini kunyit termasuk dalam 2 kategori yaitu tanaman rempah dan tanaman obat. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan yang sangat bermanfaat bagi kedepannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kunyit hitam sangat di perlukan dalm dunia medis karna kaya akan manfaatnya sehingga dilihat dari hargannya pun sangat pantastis. Dilihat dari kebutuhan pasar baik pasar global maupun kebutuhan pasar tingkat nasional sangat tinggi permintaan pasarnnya, di karnakan kunyit hitam masi langka dan jarang di budidayakan oleh petani pada umumnya. Harga kunyit hitan di pasaran bisa mencapai kisaran Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 /Kg.

      1.2.      Rumusan Masalah

Masalah yang kita hadapi ketika melihat dari rilisan di atas maka para petani belum begitu peduli dan minat akan membudidayakan tanaman kunyit hitam yang kaya akan manfaat, juga jika di lihat dari segi finansial sebenarnya petani dapat meningkatkan pendapatkan. Keterbatasan benih adalah salahsatu factor kendala bagi masyarakat petani untuk membudidayakan kunyit hitam  

      1.3.      Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a)      Sebagai salah satu pra syarat untuk menyelesaikan studi akademik di kampus UNWIM untuk mendapatkan gelar Strata 1.

b)      Mengembangkan pemulyaan tanmaman rimpang dengan berbagai macam media tanam untuk membandingkan pertumbuhan yang bagus.

c)      Mengembangkan tanaman yang jarang di budidayakan oleh petani sehingga penulis mencopa mencari produktifitas yang epektif untuk mencapai kuantitas yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.

      1.4.      Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan tunas kunyit hitam adalah sebagai berikut :

1)      Menjadi inovasi terbaru bagi mahasiswa UNWIM hususnya jurusan agroteknologi sehingga menjadi bahan referensi yang baru dalam wawasan media tanaman rimpang.

2)      Dapat mengembangkan lebih luas dalam menanam tanaman rimpang dan media apa saja yang cocok atau ideal untuk pertumbuan tunas kuyit hitam.

 


 


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

Kunyit hitam (Curcuma caesia) termasuk kedalam family Zingiberaceae, merupakan salah satu tanaman obat anti kanker. Tanaman ini biasanya diperbanyak secara vegetatif menggunakan rimpang dan anakan. Perbanyakan vegetatif tersebut sulit memanuhi permintaan yang banyak dalam waktu yang singkat (Syukur, 2004). Untuk itu dicari alternatif perbanyakan kunyit putih dengan teknik kultur in vitro atau kultur jaringan (Santoso dan Nursandi, 2003). Perbanyakan tanaman kunyit hitam secara konvensional membutuhkan waktu yang lama, minimal Sembilan bulan sejak penanaman serta membutuhkan lahan yang luas dan biaya perawatan yang mahal (Syukur, 2004). Hal ini diduga menjadi penyebab kelangkaan dan mahalnya harga beli dari rimpang tanaman ini, selain itu dikarenakan tanaman ini juga dicantumkan dalam tanaman obat komersial yang banyak diminati (Syukur dan Hernani, 2001). Mengingat begitu banyaknya potensi tanaman obat ini untuk diusahakan secara komersial, diperlukan cara pengadaan bibit berkualitas tinggi dalam jumlah besar dan waktu yang singkat untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kultur jaringan merupakan salah satu alternatif pengadaan bibit yang berkualitas dalam waktu singkat dengan jumlah yang besar seperti yang dimaksud diatas (Yusnita, 2003).

Tanaman Kunyit/Kunir Hitam ini merupakan tanaman yang sangat langka, namun banyak khasiat yang terkandung didalamnya. Kunyit hitam merupakan salah satu kelompok tanaman Zingiberaceae, yang memiliki nama latin Curcuma caesia. Bentuk kunyit hitam sama seperti kunyit biasa namun rimpangnya berwarna hitam gelap jika sudah matang. Kunyit hitam berasal dari Negara India, disana dijadikan sebagai tanaman obat tradisional. Namun sayang sekali, tanaman ini jarang sekali ditemukan. Di Indonesia budidaya tanaman kunyit hitam sangatlah sedikit, padahal tanaman ini sangat dicari terutama dalam industri obat-obatan. Kandungan yang dimiliki tanaman ini sangatlah beragam seperti memiliki kandungan kurkumindesmetoksikumin dan bisdesmetolsikurkumin. Kunyit hitam juga mengandung minyak atsiri yang merupakan gabungan dari keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, feladren, sabinen, borneol dan sineil. Kandungan lain seperti lemak rendah, karbohidrat rendah, protein, pati, vitamin C dan mineral. Kandungan tersebut sangatlah baik untuk kesehatan terutama dalam masa penyembuhan. https://hobinya.wordpress.com/2014/

2.1.1. Tinjauan Umum Tanaman Kunyit Hitam

Tanaman Kunyit/Kunir Hitam ini merupakan tanaman yang sangat langka, namun banyak khasiat yang terkandung didalamnya. Kunyit hitam merupakan salah satu kelompok tanaman Zingiberaceae, yang memiliki nama latin Curcuma caesia. Bentuk kunyit hitam sama seperti kunyit biasa namun rimpangnya berwarna hitam gelap jika sudah matang. Kunyit hitam berasal dari Negara India, disana dijadikan sebagai tanaman obat tradisional. Namun sayang sekali, tanaman ini jarang sekali ditemukan. Di Indonesia budidaya tanaman kunyit hitam sangatlah sedikit, padahal tanaman ini sangat dicari terutama dalam industri obat-obatan. Kandungan yang dimiliki tanaman ini sangatlah beragam seperti memiliki kandungan kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetolsikurkumin. Kunyit hitam juga mengandung minyak atsiri yang merupakan gabungan dari keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, feladren, sabinen, borneol dan sineil. Kandungan lain seperti lemak rendah, karbohidrat rendah, protein, pati, vitamin C dan mineral. Kandungan tersebut sangatlah baik untuk kesehatan terutama dalam masa penyembuhan.

Tumbuhan kunyit merupakan tumbuhan semak dengan tinggi tanaman sektar 70 cm. Karakteristik batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang, berwarna hijau kekuningan. Kunyit memiliki bunga majemuk yang berambut dan bersisik dengan panjang tangkai sekitar 16-40 cm. Mahkota bunga berupa kelopak silindris, berwarna kuning, berukuran panjang sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm. Bagian akar berwarna coklat muda dan termasuk jenis akar serabut.

Klasifikasi Tanaman Kunyit Hitam
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae

Kelas               : Monocotyledonae
Bangsa            : Zingiberales
Suku                : Zingiberaceae
Marga              : Curcuma
Spesies : Curcuma longa Linn. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991)

Persyaratan Bibit Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena lebih mudah tumbuh. Syarat bibit yang baik : berasal dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak dan hijau, kokoh, terhindar dari serangan penyakit; cukup umur/berasal dari rimpang yang telah berumur > 7-12 bulan; bentuk, ukuran, dan warna seragam; memiliki kadar air cukup; benih telah mengalami masa istirahat (dormansi) cukup; terhindar dari bahan asing (biji tanaman lain, kulit, kerikil). 2) Penyiapan Bibit Rimpang bahan bibit dipotong agar diperoleh ukuran dan dengan berat yang seragam serta untuk memperkirakan banyaknya mata tunas/rimpang. Bekas potongan ditutup dengan abu dapur/sekam atau merendam rimpang yang dipotong dengan larutan fungisida (benlate dan agrymicin) guna menghindari tumbuhnya jamur. Tiap potongan rimpang maksimum memiliki 1-3 mata tunas, dengan berat antara 20-30 gram dan panjang 3-7 cm. 3).

1)      Persiapan Lahan

Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.

2)      Pembukaan Lahan

Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul secara manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil dan sub soil juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 20-30 cm kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas beracun yang ada dalam tanah menguap dan bibit penyakit/hama yang ada mati karena terkena sinar matahari.


 

3)      Pengisian Polybag

Media yang telah d campur dengan pupuk dasar baru di masukan ke dalam polybag dengan ukuran 12 x 15 cm. Mengisi media ke dalam polybag diusahakan sepadat mungkin, supaya ketika media kering terkeair tidak mengurangi volumenya.

4)      Pemupukan (sebelum tanam).

Untuk mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah, drainase, dan aerasi yang lancar, dilakukan dengan menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang) ke dalam lahan/dalam lubang tanam dan dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang tanam membutuhkan pupuk kandang 2,5-3 kg. 6.3. Teknik Penanaman Kebutuhan bibit kunyit/hektar lahan adalah 0,50-0,65 ton. Maka diharapkan akan diperoleh produksi rimpang sebesar 20-30 ton/ha. 1) Penentuan Pola Tanaman Bibit kunyit yang telah disiapkan kemudian ditanam ke dalam lubang berukuran 5-10 cm dengan arah mata tunas menghadap ke atas. Tanaman kunyit ditanam dengan dua pola, yaitu penanaman di awal musim hujan dengan pemanenan di awal musim kemarau (7-8 bulan) atau penanaman di awal musim hujan dan pemanenan dilakukan dengan dua kali musim kemarau (12-18 bulan). Kedua pola tersebut dilakukan pada masa tanam yang sama, yaitu pada awal musim penghujan. Perbedaannya hanya terletak pada masa panennya. 2) Pembutan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60 cm. 3) Cara Penanaman Teknik penanaman dengan perlakuan stek rimpang dalam nitro aromatik sebanyak 1 ml/liter pada media yang diberi mulsa ternyata berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan vegetatif kunyit, sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh IBA (indolebutyric acid) sebanyak 200 mg/liter pada media yang sama berpengaruh nyata terhadap pembentukan rimpang kunyit. 4) Perioda Tanam Masa tanam kunyit yaitu pada awal musim hujan sama seperti tanaman rimpang-rimpangan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Walaupun rimpang tanaman ini nantinya dipanen muda yaitu 7 – 8 bulan tetapi pertanaman selanjutnya tetap diusahakan awal musim hujan.

Pemeliharaan Tanaman

1)      Penyulaman

Apabila ada rimpang kunyit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka dilakukan penanaman susulan (penyulaman) rimpang lain yang masih segar dan sehat.

2)      Penyiangan

Penyiangan dan pembubunan perlu dilakukan untuk menghilangkan rumput liar (gulma) yang mengganggu penyerapan air, unsur hara dan mengganggu perkembangan tanaman. Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dengan pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur ½ bulan dan bersamaan dengan ini maka dilakukan pembubunan guna merangsang rimpang agar tumbuh besar dan tanah tetap gembur.

3)      Pembubunan

Seperti halnya tanaman rimpang lainnya, pada kunyit pekerjaan pembubunan ini diperlukan untuk menimbun kembali daerah perakaran dengan tanah yang melorot terbawa air. Pembubunan bermanfaat untuk memberikan kondisi media sekitar perakaran lebih baik sehingga rimpang akan tumbuh subur dan bercabang banyak. Pembubunan biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan biasanya dilakukan secara rutin setiap 3 – 4 bulan sekali.

4)      Pemupukan

Pemupukan Organik Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, dan luas area daun kunyit secara nyata. Kombinasi pupuk kandang sebanyak 45 ton/ha dengan populasi kunyit 160.000/ha menghasilkan produksi sebanyak 29,93 ton/ha. Pemupukan Konvensional Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman kunyit perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. Dengan pemberian pupuk ini diperoleh peningkatan hasil sebanyak 38% atau 7,5 ton rimpang segar/ha. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.

2.1.1.    Macam-Macam Media

A.    Tanah

Tanah yang baik untuk menanam kadar keasaman pH nya kisaran 5,5-8,5 dan kadar garam yang rendah. Sehingga tanaman yang di budidayakan akan tumbuh dengan baik. Tekstur dan jenis tanah nya pun harus sesuai dengan apa yng akan kita tanam.

B.     Cocopeat

Serbuk serabut kelapa cukup mudah ditemukan di sekitar rumah, jadi tidak jarang kita melihat metode tanam ini diterapkan di tiap-tiap rumah. Karena Cocopeat adalah serbuk, maka keberadaannya dapat diperoleh menggunakan cara sabut kelapa digiling halus terlebih dahulu. Salah satu manfaat jika menggunakan Cocopeat sebagai media tanam hidroponik ialah dapat menahan air serta memiliki unsur kimia lumayan banyak Cocopeat mempunyai Ph antara 5,0 hingga 6,8 sehingga sangat baik untuk pertumbuhan tanaman apapun.

Banyak manfaat yang bisa didapat dengan menggunakannya. Baik untuk digunakan bersama tanah, atau berdiri sendiri. Cocopeat juga banyak dipilih sebagai pengganti tanah.

Cocopeat memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air. Ia juga memiliki pori-pori, yang memudahkan pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Kandungan Trichoderma molds-nya, sejenis enzim dari jamur, dapat mengurangi penyakit dalam tanah. Dengan demikian, cocopeat dapat menjaga tanah tetap gembur dan subur. Meski disebut-sebut sebagai media tanam alternatif berkualitas sebaik tanah, namun unsur hara yang ada di tanah, tidak ada padanya. Oleh karena itu, cocopeat memerlukan tambahan pupuk sebagai penyubur. Sebagai media tanam organik, Cocopeat t memiliki beberapa kelebihan dibandingkan media tanam lainnya. Kelebihan Cocopeat tersebut antara lain

1. Teksturnya mirip tanah

Bentuk dan tekstur Cocopeat menyerupai tanah dan butirannya yang halus membuat tanaman dapat beradaptasi dengan baik seperti halnya jika ditanam pada tanah. Perbedaan Cocopeat dengan media tanam tanah hanya pada kandungan nutrisinya dimana Cocopeat tidak mengandung unsure hara seperti tanah. Oleh sebab itu  untuk menanam tumbuhan dengan Cocopeat, tanaman tidak hanya disiram air melainkan juga larutan nutrisi.

2. Kelebihan Cocopeat yang dapat menyerap air dengan baik

Cocopeat merupakan media tanam yang memiliki daya serap air yang cukup tinggi dan dapat menyimpan air dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang ditampung dalam tanah. Cocopeat dapat menyimpan dan mempertahankan air 10 kali lebih baik dari tanah dan hal ini sangat baik tentunya bagi tanaman yang tumbuh dengan sistem hidroponik. Karena dapat menjaga air dengan baik, akar tanaman tidak mudah kering dan dapat terhidrasi dengan baik.

3. Ramah lingkungan

Karena terbuat dari bahan organik, Cocopeat sangat ramah lingkungan dan dapat terdegradasi dalam tanah dengan baik jika sudah tidak digunakan. Selain itu Cocopeat juga dapat didaur ulang kembali menjadi media tanam baru tentunya dengan beberapa proses tertentu.

4. Lebih tahan hama

Beberapa jenis hama seperti hama yang berasal dari tanah tidak suka berada dalam Cocopeat dan hal ini tentunya bisa melindungi tanaman dengan lebih baik dan menjaganya dari serangan hama.

C.    Arang Sekam

Arang sekam memiliki karakteristik yang ringan (Berat jenis 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, porositas yang baik dan menyerap air rendah. Arang sekam mengandung silika (Si) yang cukup tinggi yakni sebesar 16,98%, meskipun begitu silika (Si) bukanlah unsur hara yang esensial atau sangat dibutuhkan tanaman. Keberadaan unsur silika (Si) diketahui dapat memperbaiki sifat fisik tanah atau media tanam, sehingga berpengaruh terhadap kelarutan P dalam tanah. Jika unsur silika (Si) dalam tanah kurang dari 5%, maka tegak tanaman tidak kuat dan mudah roboh.

Manfaat lain dari arang sekam sebagai campuran media tanam seperti :

·         Menjaga kondisi tanah tetap gembur, karena memiliki porositas tinggi dan ringan;

·         Memacu pertumbuhan (proliferation) mikroorganisme yang berguna bagi tanaman;

·         Mengatur pH tanah pada kondisi tertentu;

·         Mempertahankan kelembaban;

·         Menyuburkan tanah dan tanaman;

·         Meningkatkan produksi tanaman;

·         Sebagai absorban untuk menekan jumlah mikroba patogen;

·         Sebagai media tanam hidroponik;

·         Meningkatkan daya serap dan daya ikat;

Pembakaran sekam padi bertujuan untuk meningkatkan kandungan karbon dan unsur hara dalam sekam padi. Untuk menjaga kandungan unsur hara dalam sekam diperlukan teknik pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan arang sekam, bukan abu sekam. Pembakaran sempurna yang menghasilkan abu sekam justru menghilangkan kandungan hara pada sekam padi. 

Dengan mengetahui kandungan dan manfaat dari arang sekam, penulis berharap para petani terutama yang membudidayakan tanamannya di pot atau polibag lebih mengerti manfaat arang sekam dan memanfaatkannya. Apalagi Kabupaten Bangka Selatan merupakan lumbung padi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki banyak potensi sekam. Sehingga, sekam padi yang ada di penggilingan padi bisa termanfaatkan secara optimal untuk menyuburkan tanaman.

2.2. Kerangka Pemikiran

Dalam hal ini penulis mengkaji kenapa permintaan pasar belum juga terpenuhi karena sedikitnya minat dalm membudidayakan dan perbanyakan bibit kunyit hitam. Maka dari itu penulis mencoba meneliti dari segi media mana saja yang cocok dan bagus pertumbuhan tunasnya, sehingga mudah untuk perbanyakan benih kunyit hitam. Maka petani yang ada di sekitar tidak begitu sulit jika membutuhkan benih kunyit hitam. Saat ini karna ketrelangkaannya benih kunyit hitam harga nya pun pantastis, harga benih (tunas) dapat mencapai Rp. 250.000,00 per pohon, bahkan ada juga per ruas.

Dengan adanya kelebihan masing-masing dari berbagai media tanam bisa menjadi solusi yang baik dalam perbanyakan bibit kunyit hitam. Sehingga nantinya terlihat perbandingan media mana yang bagus untuk pertumbuhan tunas kunyit hitam yang bagus.   

2.3. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di ata kita akan melihat perkembangan tunas kunyit hitam yang di pengaruhi perlakuan dengan media tanah, cocopeat, dan arang sekam atau campuran-pencampuran media yang telah d rencanakan. Dengan demikian kita akan mendapatkan media mana yang ideal untuk pertumbuhan tunas kunit hitam. Dengan melihat perbandingan macam-macam media maupun pencampuran media tersebut.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini rencananya akan di laksanakan di                                             dengan waktu percobaan akan di selenggarakan selama 1 bulan di bulan September.

3.2. Bahan dan Alat Percobaan

Bahan yang di gunakan dalam percobaan ini yaitu Kunyit hitam (yang di hasilkan dari petani sekitaran cianjur), tanah, cocopean, dan arang sekam dengan memakai tempat mediannya polybag. Adapun alat yang di gunakan brupa cangkul, jidar termometer, dan screen house.

3.3. Rancangan Percobaan

Metode penelitian yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan suhu perendaman dan pengeringan yang terdiri  6 perlakuan diulang sebanyak 2 ulangan.

3.3.1. Rancangan Media

Setiap perlakuan dibedakan berdasarkan media tanam yang di kombinasi.  Percobaan terdiri dari satu faktor yaitu suhu perendaman dan pengeringan dengan perlakuan:

A.    = Tanah 100%

B.     = Cocopeat 100%

C.     = Arang Sekam 100%

D.    = Kombinasi tanah dan cocopeat dengan perbandingan 1:1

E.     = Kombinasi tanah dan arang sekam denganperbandingan 1:1

F.      = Kombinasi cocopeat dan arang sekam 1:1

Setiap satuan perlakuan diulang sebanyak dua kali, setiap perlakuan terdiri dari 10 polybag dengan demikian jumlah benih yang digunkan sebanyak 120 polybag.

3.3.2. Rancangan Respon

Rancangan respon terdiri dari pengamatan penunjang dan pengamatan utama.

a.       Pengamatan penunjang

Pengamatan penunjang adalah pengamatan yang datanya tidak diuji secara statistik, tujuannya untuk mendukung pengamatan utama. Pengamatan ini meliputi analisis keberagaman bentuk benih dengan bentuk bulat berdiameter 3 cm, analisis kesehatan benih makadamia yang berwarna kuning kecoklatan, tidak berlubang dan halus, serta analisis keberagaman ukuran benih yang berukuran sedang seberat 5 - 6 g (Mahardika, 2021).

 

b.      Pengamatan utama

Pengamatan utama adalah pengamatan yang data-datanya diuji secara statistika, meliputi  :

1.      Kadar air benih

Perubahan berat yang terjadi pada kadar air benih dan perhitungan kadar air benih. Pengujian kadar air benih menggunakan metode dasar. Metode dasar menggunakan oven (Putra et al., 2019).

a.       Presentase air yang dilepaskan yaitu:

b.      Presentase air yang dilepaskan pada pemanasan kedua yakni:                                                   

c.       Kadar air benih =

2.      Persentase peretakan benih

Diamati setiap hari hingga tidak ada lagi sampel benih yang retak dengan cara menghitung jumlah benih yang retak setelah diberi perlakuan dengan formulasi (Putra et al., 2019) sebagai berikut :

3.      Laju peretakan benih

Diukur dengan menghitung hari yang diperlukan untuk peretakan benih. Penghitungan menggunakan formulasi (Putra et al., 2019) sebagai berikut:

N : Jumlah tempurung benih yang retak pada satuan waktu tertentu

T : Jumlah waktu antara awal pengujian sampai akhir dari suatu pengamatan

4.      Panjang radikula

Diamati pada hari ke-10 setelah semai, diukur dari bagian bawah kotiledon sampai ujung akar dengan menggunakan sigmat (Putra et al., 2019).

3.3.3. Rancangan Analisis

Analisis data pengamatan yang digunakan secara statistik, berdasarkan model linier berikut:   Xij  =  µ  +  ri + tj + eij

Keterangan :

Xij       =  Hasil pengamatan pada ulangan ke-i dan Perlakuan Ke-j

µ          =  Nilai rata-rata umum

ri          =  Pengaruh ulangan ke-i

tj          =  Pengaruh perlakuan ke-j

eij         =  Pengaruh faktor random terhadap perlakuan ke-j dan ulangan ke-i

Berdasarkan model linier yang digunakan, maka dapat disusun daftar analisis varians seperti terlihat pada tabel 1.


 

Tabel  1. Analisis Varians  Rancangan Acak Kelompok Sederhana

SR

DB

JK

KT

Fh

F,05

Ulangan (U)

1

JKU/DBU

KTU/KTG

3,63

Perlakuan (P)

17

JKP/DBP

KTP/KTG

2,59

Galat (G)

17

KJG/DBG

-

-

Total (T)

35

-

-

-

Sumber: (Setiawan, 2011a)

Menurut Setiawan (2011b), Apabila nilai F-Hitung perlakuan lebih besar dari F-Tabel pada taraf nyata 0,05 berarti terdapat keragaman nyata pada perlakuan, selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji beda rata-rata dengan Uji Jarak Berganda Duncan taraf nyata 0,05 dengan rumus sebagai berikut:

LSR (α, dbG, p)          = SSR (α, dbG, p) . s

s  =

Sumber : (Setiawan, 2011b)

Keterangan :

LSR     = Least Significant Rangers

SSR      = Studentized Significant Rangers

dbG      = Derajat Bebas Galat

p          =  Jarak antar perlakuan

s         = Galat baku rata-rata

r           = ulangan

KTG     =  Kuadrat Tengah Galat